Ulangan 10:12
Orang Israel diperingatkan supaya taat dan bersyukur
10:12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu
oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut
akan TUHAN, Allahmu, hidup
menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia,
beribadah kepada TUHAN,
Allahmu, dengan segenap hatimu
1 dan dengan segenap jiwamu,
Ulangan 11:13
11:13 Jika kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan
perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kamu mengasihi
TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
Ulangan 13:3
13:3 maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi
2 atau pemimpi
itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba
kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Ulangan 26:16
Kata penutup mengenai pemberitahuan hukum Taurat
26:16 "Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.
Ulangan 30:6
30:6 Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu,
sehingga engkau mengasihi
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup.
Ulangan 30:10
30:10 apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat
ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
"
1 Full Life: MENGASIHI DIA ... DENGAN SEGENAP HATIMU.
Nas : Ul 10:12
Berkali-kali Allah menekankan pentingnya kasih yang berasal dari
"hati"
(lihat cat. --> Ul 4:29;
lihat cat. --> Ul 6:5;
[atau ref. Ul 4:29; Ul 6:5]
lihat art. HATI).
- 1) Allah tidak ingin umat-Nya menggantikan kasih mereka yang sepenuh
hati dengan upacara-upacara agama yang formal, seperti halnya
melaksanakan berbagai perintah-Nya, mempersembahkan korban, dan
sebagainya. Penting bagi mereka untuk senantiasa menaati Allah dengan
hati yang sungguh-sungguh mengasihi dan menghormati Dia. Iman dan kasih
dengan sepenuh hati juga perlu dalam hubungan orang percaya PB dengan
Allah
(lihat cat. --> Yoh 21:15;
lihat cat. --> Kol 3:4).
[atau ref. Yoh 21:15; Kol 3:4]
- 2) Memang, mungkin saja kita membaca Alkitab, berdoa, hadir di gereja,
dan ambil bagian dalam Perjamuan Kudus tanpa pengabdian sepenuh hati
kepada Allah; inilah yang dimaksud dengan legalisme
(lihat cat. --> Mr 7:6).
[atau ref. Mr 7:6]
Ketaatan lahiriah dan pelaksanaan upacara-upacara keagamaan dengan tepat
memiliki keabsahan dan makna hanya jika dilandaskan pada pengenalan akan
Yesus Kristus melalui iman dan kasih yang sungguh-sungguh kepada-Nya
karena diri-Nya dan apa yang telah dilakukan-Nya demi kita.
2 Full Life: JANGANLAH ENGKAU MENDENGARKAN PERKATAAN NABI.
Nas : Ul 13:3
Dasar dari hubungan orang percaya dengan Tuhan ialah kesetiaan
kepada Allah dan firman yang telah dinyatakan-Nya (Ul 8:3). Ayat
Ul 13:1-5 mengajarkan bahwa pencobaan untuk mengurangi pengabdian
kepada Allah kadang-kadang akan datang dari mereka yang tampaknya rohani.
Berikut terdapat beberapa implikasi untuk kehidupan kita sebagai orang
percaya.
- 1) Allah kadang-kadang akan menguji kesungguhan kasih dan penyerahan
kita kepada Dia dan Firman-Nya (bd. Ul 8:2).
- 2) Kadang-kadang Allah menguji kita dengan membiarkan munculnya
orang-orang di antara umat-Nya yang mengatakan berbicara atas nama-Nya
dan disertai dengan "tanda atau mukjizat" (ayat Ul 13:1-2). Orang
semacam itu mungkin berbicara dengan pengurapan besar, bernubuat dengan
tepat tentang masa depan, dan melakukan mukjizat, tanda, dan hal ajaib.
Akan tetapi, pada saat bersamaan mereka bisa memberitakan injil yang
bertentangan dengan penyataan Alkitab, menambah kepada Firman Allah atau
menguranginya (bd. Ul 4:2; 12:32). Jikalau kita mengikuti para
pemimpin palsu ini, kita akan dijauhkan dari kesetiaan mutlak kepada-Nya
dan Firman-Nya yang terilhamkan (ayat Ul 13:5).
- 3) PB juga mengingatkan bahwa nabi-nabi palsu dan guru-guru palsu akan
sangat memutarbalikkan Injil Kristus pada hari-hari terakhir. Orang
percaya harus bertekad untuk setia kepada penyataan Allah tertulis yang
terdapat dalam Alkitab. Keabsahan pelayanan dan ajaran seseorang jangan
dievaluasi hanya dengan bakat berkhotbah, kuasa untuk bernubuat,
mengadakan mukjizat, atau jumlah orang yang ditobatkan; patokan-patokan
semacam itu akan makin tidak bisa diandalkan menjelang akhir zaman.
Tolok ukur kebenaran harus senantiasa Firman Allah yang tidak ada
salahnya
(lihat art. GURU-GURU PALSU; dan
lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).